AHD, CCTV HD over Coax Terbaik? Yakin? Baca Dulu Artikel Ini

AHD CCTV merupakan titik awal dimulainya teknologi baru CCTV HD over Coax yang sebelumnya resolusi HD hanya ada pada IP Camera. Ada 3 teknologi HD over Coax yang ada dipasaran termasuk AHD, dua lainnya yaitu HDCVI dan HDTVI. Baik AHD, HDTVI, dan HDCVI menawarkan fitur yang kurang lebih sama. Dan tahukah pembaca? Dengan adanya 3 pilihan tersebut tidak hanya masyarakat awam yang bingung untuk memilih tetapi terkadang para praktisi cctv pun mengalaminya. TukangCCTV.top akan mencoba berbagi literatur tentang AHD CCTV dari berbagai sumber,
AHD CCTV atau Analog HD atau Analog High Definition CCTV dikembangkan oleh produsen chipset Korea Nextchip sekitar tahun 2014 dan saat itu masih AHD versi 1.0 (AHD1.0) ada juga yang menyantumkan AHD 0.8. Maximum resolusi yang dihasilkan oleh AHD1.0 adalah 720p (1280×720). Baru pada tahun 2015 AHD2.0 di release dengan maximum resolusi 1080p (1920×1080).
Berbeda dengan teknologi HD lainnya, Nextchip menawarkan One-Chip Solution untuk ISP dan DSP-nya, ISP (Image Signal Processing) dan DSP (Digital Signal Processing).Chip ISP terdapat di kamera cctv sedangkan chip DSP dipasang di DVR,
idp dsp AHD
AHD dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan resolusi kamera analog yang mentok diresolusi 960H (960×480). Silahkan baca disini ulasan saya soal resolusi 960H. 
Teknologi AHD CCTV mengalami beberapa kali peningkatan, sehingga kamera AHD mempunyai 3 format recording yaitu AHD 0.8, AHD 1.0, dan AHD 2.0 atau disebut juga dengan AHD-L, AHD-M, dan AHD-H. 
format record AHD
Ke-3 format tersebut berimbas pada kompatibilitas jenis kamera yang bisa dimixed/dikombinasikan perekamannya dalam satu DVR. Apakah DVR bisa merekam dari kamera analog 700 TVL digabung dengan kamera AHD 2 MP? Kalau bisa berapa channel? Itu baru dengan satu teknologi. Bagaimana kalau dimixed perekamannya dengan HDTVI atau HDCVI? Yang jelas kompatibilitas antar teknologi masih bermasalah.
Beberapa kelebihan teknologi AHD:

  1. Resolusi up to 2 MP (1080p/FHD).
  2. Maksimum panjang kabel 500 meter menggunakan kabel coax 75-3.
  3. Bisa menggunakan kabel yang sudah ada dengan syarat kabelnya memenuhi standar pada point 2.
  4. Tidak ada delay gambar.
  5. Harga kompetitif.
Menyoal kembali resolusi recording pada beberapa format recording AHD, berikut adalah resolusi maximum yang dapat direcord oleh DVR berdasarkan format/versi AHD kamera nya. Disarankan membeli DVR AHD 2.0 (AHDH).
maximum resolusi record DVR AHD
Oiya, CCTV AHD dan HDTVI merupakan teknologi berbasis open sistem, berbeda dengan HDCVI yang private system.
Kesimpulan:
  1. AHD merupakan teknologi CCTV HD over Coax yang pertama dan dikembangkan oleh pabrikan chipset asal Korea Nextchip.
  2. Ada 3 macam versi AHD, yaitu AHDL, AHDM, dan AHDH. Ketiganya berimbas pada kompatibilitas jenis kamera yang bisa direcord pada satu DVR.
  3. Ribetnya aturan jenis kamera yang berbeda yang bisa digunakan dalam satu DVR. Dianjurkan hanya menggunakan 1 tipe saja. Misal kamera analog 960H dimixed dengan kamera 2 MP. Karenanya tidak disarankan migrasi parsial/sebagian dari analog ke HD coax.
  4. CCTV AHD bisa menggunakan infrastruktur CCTV Analog sebelumnya, dengan catatan kondisi kabel dan power supply masih bagus.
  5. AHD, HDTVI, dan HDCVI sementara belum bisa diintegrasikan dalam satu sistem secara sempurna.
  6. Maximum resolusi CCTV AHD masih di FHD/1080P/2 MP.
  7. CCTV AHD cocok untuk solusi cost effective.
Bonus:

AHD Cameras Chipset + Image Sensor
Format Chipset (NextChip) Image Sensor Effective Pixels
AHD 720P/960H NVP2431H Sony IMX225 1280×720
AHD 720p/960H NVP2431H Sony IMX238 1280×720
AHD 1080P NVP2441H OmniVision OV2710 1920×1080
AHD 1080P+960H NVP2441H Aptina AR0230 1920×1080
AHD 1080P NVP2441H Sony IMX222 1920×1080
AHD 960P NVP2431H PixArt 5130 1280×960
AHD 960P NVP2431H Aptina AR0130 1280×960
AHD 720P NVP2431H Aptina AR0141 1280×800
AHD 960P NVP2430H Sony IMX238 1305×1049
AHD 720P NVP2431H OmniVision OV9712 1280×720

Sumber: unifore.net 
Bagaimana teknologi CCTV AHD jika dibandingkan dengan teknologi HD over Coax lainnya? Saya akan bahas di postingan lainnya. Stay tune! Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Email anda tidak akan dipublikasikan Required fields are marked *

three × 3 =