Kali ini kami sajikan langkah demi langkah saat kita akan membeli alarm rumah. Berkonsultasilah dengan penjual seputar masalah ini, sehingga mereka bisa memberikan harga dan sistem yang terbaik bagi anda. Semoga bermanfaat.
Langkah 1: Mulailah dengan mengamati sekeliling rumah kita untuk menentukan ada berapa banyak jendela, pintu dan area luar yang perlu dilindungi. Tuliskanlah semuanya ke dalam satu catatan.
Langkah 2: Tentukan lokasi yang pas untuk meletakkan panel control dan keypad. Tempat yang bisa dipakai untuk keypad umumnya adalah di ruang tidur, dekat pintu masuk, ruang kerja ataulokasi lain yang dianggap paling aman.
Langkah 3: Kira-kira seberapa jauhkahjendela dan pintu dari panel control. Ini akan memberikan gambaran berapa panjang kabel yang harus ditarik apabila sistem alarm memakai kabel. Jika memilih sistem wireless, maka hal ini menjadi gambaran apakah sensor bisa berkomunikasi dengan panel atau tidak. Perlu diingat: memasang sistem kabel di bangunan jadi adalah lebih sulit dan memerlukan skill tersendiri. Pelajarilah lebih lanjut mengenai perbedaan antara sistem kabel dengan wireless.
Langkah 4: Tentukan apakah kita ingin memakai jasa alarm monitoring? Jika ya, maka kita harus persiapkan biaya per bulanannya. Ada satu alternatif yang lebih murah, yaitu dengan memasang voice dialer yang akan menghubungi telepon pribadi atau nomor telepon lain jika terjadi alarm.
Langkah 5: Catatlah kebiasaan sehari-hari keluarga kita. Apakah ada yang sering bangun tengah malam untuk mencari cemilan atau pergi ke kamar mandi? Apakah ada hewan peliharaan yang dibiarkan berkeliaran dalam rumah? Apakah anda memiliki harta berharga yang membutuhkan peralatan keamanan lebih canggih, seperti camera CCTV? Kondisi ini akan memengaruhi penempatan motion sensor -semisal PIR indoor- dan sensor lain yang kita butuhkan, misalnya door contact di pintu-pintu penghubung antar ruangan.
Langkah 6: Tidak perduli kita memilih sistem kabel atau wireless, semua sistem tersebut harus mampu memantau seluruh area di rumah. Setiap jendela, pintu dan perangkat lain yang berhubungan ke dalam sistem dianggap sebagai sebuah zone. Jumlah zone dalam satu sistem bervariasi antara satu merk dengan yang lain. Sebagai contoh, panel control wireless dengan kapasitas sampai dengan 28 zone, pada umumnya sudah lebih dari cukup untuk melindungi satu rumah tinggal.
Langkah 7: Sadarilah bahwa jika kita memilih sistem kabel, maka teknisi (installer) harus menarik kabel dan mengebor beberapa lubang di dinding. Jika memilih sistem wireless, jangkauan transmisi harus cukup untuk menutupi seluruh tempat dan menjangkau sensor terjauh terjauh dari panel control. Ini adalah trade-off antara sistem kabel dengan wireless.
Langkah 8: Sangat penting pula untuk melengkapi sistem keamanan rumah dengan sensor tambahan, seperti detector CO (carbon monoxide) di sekitar area garasi, detector kebocoran gas elpiji di dapur, detector luapan air (flood detector) di area basah dan semisalnya. Pertimbangkan pula untuk memasang satu atau beberapa tombol panic, selain panic button yang ada pada remote control sistem wireless.
Langkah 9: Sistem alarm rumah harus user-friendly. Salah satunya cirinya adalah saat penggantian atau pembuatan PIN dapat dilakukan dengan mudah dan prosedurnya sederhana. Singkatnya, semua anggota keluarga yang dewasa dapat belajar cara mengoperasikan sistem, tanpa ada kesan ribet.
Langkah 10: Pastikan kembali soal garansi, apakah meliputi instalasi kabel ataukah hanya produknya saja. Pastikan pula apakah barang yang rusak dalam masa garansi akan diganti baru atau diperbaiki. Masa garansi yang wajar -misalkan 2 tahun- lebih layak dipertimbangkan ketimbang yang lama, tetapi penjualnya sulit dihubungi, teknisinya tidak kunjung datang atau produknya sering rewel.